Pemerintah terus mendorong para pemangku kepentingan di sektor pelayaran untuk terus melakukan upaya-upaya efisiensi biaya logistik di Indonesia.
Hal tersebut disampaikan Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi terkait kedatangan Kapal Alexander Von Humboldt berukuran 16.000 TEU yang merupakan kapal petikemas terbesar, bersandar di Pelabuhan Tanjung Priok beberapa waktu kemarin. Sandarnya kapal besar tersebut menjadi tanda bahwa pelabuhan Indonesia diminati oleh para operator pelayaran untuk melayani perdagangan internasional.
"Dengan hadirnya kapal besar yang melakukan pelayaran langsung tanpa singgah ke pelabuhan lain dari pelabuhan Indonesia ke pelabuhan tujuan, maka biaya logistik kita semakin murah, sehingga daya saing Indonesia juga akan semakin meningkat," ujar Menhub sebagaimana dikutip InfoPublik pada Selasa (1/11/2022).
Ia meminta kepada para pemangku kepentingan seperti Otoritas Pelabuhan, Syahbandar, Pelindo, dan stakeholder terkait lainnya untuk dapat memberikan pelayanan dengan baik kepada kapal-kapal yang sandar di Pelabuhan Tanjung Priok.
"Kita tidak boleh cepat puas dengan ini. Kita harus terus melakukan upaya-upaya untuk menekan angka logistik dan itu tidak bisa dilakukan sendiri tetapi dengan kolaborasi bersama," tutur Menhub.
Kapal vessel milik CMA CGM Columbus (JAX) ini melayani rute langsung atau direct call Jakarta – Amerika Serikat, untuk memfasilitasi perdagangan ekspor antara Indonesia dengan Amerika Serikat. Kunjungan perdana kapal petikemas berkapasitas 16.000 TEU ini adalah yang pertama dari tiga seri 16.000 TEU CMA CGM yang juga akan bersandar di JICT.
Layanan JAX Services juga menawarkan konektivitas tanpa batas ke Pantai Timur dan Pantai Barat AS dengan waktu transisi 34 hari dan meningkatkan waktu transit industri. Layanan JAX mengirimkan produk lokal dan produk manufaktur seperti kertas, karet, garmen dan barang elektronik dari Indonesia ke Amerika Utara setiap minggu.
0 Komentar