Wakil Presiden (Wapres) Ma’ruf Amin menyampaikan bahwa pengentasan kemiskinan ekstrem masih menjadi program prioritas pemerintah meskipun tengah dihantui oleh perlambatan ekonomi dan dinamika tantangan global.
Dia mengatakan bahwa kedua tantangan itu juga turut berpotensi memengaruhi tujuan pembangunan yang inklusif dan berkelanjutan, sedangkan Tingkat kemiskinan ekstrem disimulasikan berada pada angka 0,89 persen pada 2023 dan mencapai 0,76 persen pada 2024.
“Berbagai upaya telah dilakukan Pemerintah, baik melalui program pengentasan kemiskinan maupun pemberdayaan masyarakat, dan juga melakukan pembangunan infrastruktur pelayanan dasar dalam rangka penurunan jumlah kantong-kantong kemiskinan, terutama di pedesaan, pesisir, dan wilayah terluar Indonesia,” ujarnya saat menghadiri secara virtual Anugerah ISDA 2022, Rabu (23/11/2022).
Dia mengatakan upaya tersebut turut memberikan hasil di mana kemiskinan ekstrem di Indonesia per Maret 2021 tercatat 4 persen atau sekitar 10,86 juta jiwa dan terus mengalami penurunan yang signifikan.
Apalagi, Ma’ruf melanjutkan di Indonesia, per Maret 2022, kemiskinan dapat diturunkan menjadi 9,54 persen.
“Namun, masih belum mencapai titik terendah pra-pandemi sebesar 9,22% pada September 2019. Inilah pekerjaan rumah yang harus segera kita selesaikan bersama,” pungkas Ma’ruf.
Sekadar informasi, Bank Dunia menyatakan sepanjang 2021, pandemi Covid-19 telah mengakibatkan 100 juta orang miskin dunia menjadi miskin ekstrem. Angka tersebut diperkirakan naik menjadi 263 juta orang pada 2022 yang didorong akibat meningkatnya ketidaksetaraan global, serta kenaikan harga pangan global.
0 Komentar