IMF Sebut Indonesia Titik Terang Ditengah Kesuraman Ekonomi Dunia


 Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengungkapkan masih adanya optimisme tumbuhnya perekonomian Indonesia di tengah ketidakpastian global dan ancaman resesi di sejumlah negara.

Presiden Jokowi mengungkapkan bahwa International Monetary Fund (IMF) menyebut Indonesia merupakan salah satu titik terang di tengah kesuraman dunia. Hal itu menurutnya sempat diungkapkan oleh Managing Director IMF Kristalina Georgieva.

"Managing Director dari IMF menyampaikan, Kristalina menyampaikan bahwa Indonesia menjadi salah satu titik terang di tengah kesuraman ekonomi dunia," ungkapnya di hadapan para pengusaha global dalam acara penutupan B20 Summit Tahun 2022 di Nusa Dua, Bali, Senin (14/11/2022).

Dia pun menyebarkan semangat optimisme kepada para pelaku usaha agar tetap berusaha dan jangan pesimis.

"Bulan Januari yang lalu saya berbicara di depan B20 pada awal masa tugasnya, masih pandemi berat saat itu, saya menyampaikan bahwa di setiap kesulitan, bahwa di setiap tantangan pasti ada peluang, jangan pesimis, titipan saya saat itu jangan pesimis," ucapnya.

Kini, 10 bulan berselang, menurutnya Indonesia patut bersyukur karena walau pandemi Covid-19 masih ada, begitu juga dengan perang Rusia-Ukraina, ekonomi Indonesia di kuartal kedua masih tumbuh dan kuartal ketiga tumbuh lebih kuat lagi.

"Kemudian, 10 bulan berselang, pandemi masih ada, ada perang, ada krisis pangan, ada krisis energi, ada krisis keuangan, tapi kita patut bersyukur Indonesia di kuartal kedua masih tumbuh 5,44%, dan di kuartal ke-3 kita tumbuh lebih kuat lagi di 5,72%. Inflasi juga bisa kita kelola di angka September karena kenaikan harga BBM, naik menjadi 5,9%, tapi Oktober inflasi kita bisa turun lagi 5,7%," paparnya.

Oleh karena itu, lanjutnya, pemerintah juga akan terus konsisten untuk melakukan hilirisasi sektor pertambangan. Ke depannya, Indonesia juga akan menghentikan ekspor bahan mentah, sehingga negara ini memiliki nilai tambah dari komoditas pertambangannya.

"Barang-barang mentah yang kita miliki memang harus kita stop untuk mendapatkan nilai tambah dalam negeri, baik yang berkaitan dengan pendapatan, baik untuk negara, baik yang berkaitan dengan penciptaan lapangan kerja dan sudah kita mulai dengan nikel dalam rangka membangun sebuah ekosistem besar EV battery, baterai listrik untuk mobil listrik," tuturnya.

Posting Komentar

0 Komentar