Beberapa program yang langsung menyentuh rakyat itu seperti Desa Naik Kelas, Satu Desa Satu Puskesmas Satu Tenaga Kesehatan, Limbah jadi Berkah hingga Satu Keluarga Miskin Satu Sarjana. Program-program ini dicanangkan Ganjar-Mahfud dalam rangka pemerataan ekonomi dan menghadirkan SDM Unggul.
Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia (PPI) Adi Prayitno menilai, program-program tersebut sangat tepat, karena menyentuh langsung kebutuhan rakyat. Ia meyakini, rakya akan merasakan langsung manfaatnya jika direalisasikan.
“Program yang bagus sebagai sebuah pemihakan kepada masyarakat, yang selama ini belum terjangkau pembangunan,” kata Adi Prayitno, Rabu (29/11).
Adi menekankan, pemerataan pembangunan memang selayaknya dimulai dari tingkat paling bawah, yakni desa. Sehingga masyarakat akan merasakan langsung dampak pembangunan yang dilakukan pemerintah.
Selama ini, kata Adi, program dana desa memang ada. Namun, penggunaan dana desa belum bisa menjangkau layanan paripurna bagi masyarakat desa.
“Betul ada dana desa tapi kan pemanfaatannya belum bisa menyediakan layanan yang optimal bagi masyarakat di desa,” tegas Adi.
Adi meyakini, Ganjar-Mahfud akan menempatkan desa sebagai prioritas pembangunan di masa depan. Apalagi, disparitas pembangunan antara desa dan kota perlu terus diperkecil.
“Program unggulan Satu Desa, Satu Nakes, Satu Faskes merupakan suatu penebal keberpihakan pada rakyat di perdesaan,” ucap Adi.
Menurut Adi, program pendidikan, program kesehatan, dan program bantuan sosial mesti diprioritaskan di wilayah perdesaan demi mewujudkan pemerataan.
“Disparitas antara desa dan kota harus dipikirkan secara serius oleh para pemimpin bangsa,” harap Adi.
Sementara itu, Ganjar Pranowo menegaskan, sumber daya manusia (SDM) menjadi prioritas utama dalam pembangunan Indonesia menuju negara maju. Pernyataan ini disampaikannya saat pembukaan Indonesia Millennial and Gen Z Summit 2023 di Spark, Jakarta, Jumat (24/11).
Ganjar menyebutkan, investasi dalam SDM menjadi kunci penting untuk mencapai target Indonesia Unggul 2045. Ganjar Pranowo menggarisbawahi pentingnya pembangunan SDM tidak hanya di perkotaan dan sentra industri, melainkan juga di desa.
Dalam pandangannya, pembangunan desa memiliki peran strategis dalam membentuk generasi unggul. Sebagai contoh, ia memaparkan sebuah kasus ketika seorang mahasiswi asal Papua yang tidak mampu membayar uang pendidikan diberi kesempatan oleh Ganjar untuk menyelesaikan studinya.
Setelah lulus, mahasiswi tersebut diinstruksikan untuk kembali ke desa dan menjadi aktivis, membantu membangun wilayahnya.
"Gitu, jadi aktivis di sana. Maka tadi, di sana dia bisa membangun daerahnya untuk tumbuh," ujar Ganjar.
Selain itu, Ganjar juga menyampaikan langkah konkret yang telah diambil pihaknya, yakni merancang stimulus berupa program Satu Desa Satu Balai Latihan Kerja. Hal ini diharapkan dapat memastikan akses pelatihan kerja bagi masyarakat desa, sehingga setelah lulus, mereka memiliki peluang lebih besar untuk mendapatkan pekerjaan.
"Saya ambil sirkulasi gini. Kalau orang desa pergi ke kota, belajar, lulus, dia ada dua pilihan. Tetap tinggal di kota atau kembali ke desa? Menurut saya yang bagus adalah kedua, kembali ke desa," ungkap Ganjar sambil menggambarkan bagaimana anak desa dapat secara strategis membangun desanya tanpa harus ke kota.
Ganjar Pranowo menunjukkan kepeduliannya terhadap desa melalui pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) desa karena ia yakin bahwa pemberdayaan desa adalah kunci utama menuju kemajuan Indonesia.
Menurutnya, pembangunan SDM di desa tidak hanya menciptakan generasi yang unggul secara akademis, tetapi juga memotivasi mereka untuk kembali ke desa dan menjadi agen perubahan.
Melalui perhatian khusus pada desa, Ganjar berupaya menciptakan siklus pembangunan yang berkelanjutan, di mana masyarakat desa tidak hanya mendapatkan akses pendidikan dan pelatihan kerja, tetapi juga menjadi motor penggerak perkembangan wilayah mereka sendiri.
0 Komentar