Ganjar Pranowo Sebut Indonesia Punya Peluang Kembangkan Energi Bersih

 

Bakal calon presiden (Bacapres) dari PDI Perjuangan Ganjar Pranowo menilai Indonesia memiliki peluang mengembangkan energi bersih.  Hal itu ia sampaikan dalam Rakernas XVI Apeksi 2023, Kamis (13/7/2023) kemarin. 

"Renewable energy kita belum jalan. Green energy, blue energy kita belum berjalan, mohon maaf. Dan skor kita masih rendah. Tapi kita punya peluang (mengembangkan energi bersih)," katanya dalam agenda Rakernas XVI Apeksi, Sabtu, (15/07/2023).


Menurut Ganjar, salah satu upaya awal untuk mengembangkan energi bersih yakni lewat hilirisasi industri tambang, utamanya nikel. Seperti diketahui, nikel adalah bahan baku baterai kendaraan listrik. 

Pemerintah saat ini terus mendorong peralihan dari kendaraan berbahan bakar minyak ke kendaraan berbahan bakar listrik yang dinilai lebih ramah lingkungan. 

"Saya katakan hilirisasi industri termasuk yang di Batang itu teknologi baterai. Nikelnya kita punya, tempatnya di Sulawesi yang paling banyak," kata Gubernur Jawa Tengah itu. 


Meski begitu, Ganjar menyebut masih ada komponen pembuatan baterai kendaraan listrik yang belum ada di Indonesia, tapi justru ada di Australia.

"Maka Pak Presiden Jokowi ke Australia menemukan itu (komponen baterai). Kalau ini bisa joint, sebenarnya kita akan punya energi alternatif dan kita bisa menjadi juara dunia (di sektor energi bersih)," ucapnya.

Ganjar juga mengaku senang saat Jokowi mengatakan Indonesia akan mengajukan banding setelah kalah dari Uni Eropa dalam gugatan di World Trade Organization (WTO) soal kebijakan larangan ekspor bijih nikel. 

Hal itu dinilai sebagai langkah tegas bahwa Indonesia tidak akan mundur dalam kebijakan hilirisasi nikel. 


Sebelumnya pada 4 Juli 2023, Presiden Joko Widodo (Jokowi) melakukan kunjungan kerja ke Australia. Dia menawarkan perusahaan Australia untuk berinvestasi di bidang hilirisasi industri, khususnya untuk membuat mobil listrik. 

"Indonesia sudah targetkan untuk mulai produksi baterai EV tahun depan, serta produksi 1 juta mobil listrik dan 3,2 juta motor listrik di tahun 2035," tutur Jokowi. 

Selain itu, Jokowi juga menyebut Indonesia memiliki potensi luar biasa dalam sektor energi hijau dan ramah lingkungan. Sektor ini menurutnya sangat menjanjikan untuk dimasuki perusahaan Australia.

Posting Komentar

0 Komentar